Tugas mencari biografi ini saya menjadikan ayah saya sebagai sosok pemimpin tersebut.
Disini pertama - tama saya akan menjelaskan mengenai pengertian pemimpin. Pemimpin merupakan seseorang yang menggunakan kemampuannya, sikapnya, nalurinya, dan ciri-ciri kepribadiannya yang mampu menciptakan suatu keadaan.
Dari pengertian tersebut akan ada kriteria untuk menjadi seseorang pemimpin yang baik. Seperti contoh kriteria 1. disiplin, 2. berkomunikasi yang baik, 3. perhatian, 4. integritas, 5.bijaksana. dari beberapa contoh kriteria tersebut akan saya gabungkan mengapa ayah saya yang menjadi contoh yang pantas untuk dikatakan sebagai pemimpin.
ayah merupakan salah satu contoh yang sangat membagakan untuk saya, dimulai dari disiplin, berkomunikasi yang baik, perhatian, integritas, dan bijaksana. mengapa saya mengatakan demikian. akan saya jelaskan satu persatu dibawah ini.
1. Disiplin
Dapat dikatakan pemimpin yang baik adalah pemimpin yang sangat disiplin. Disini ayah sangat mengajarkan atau selalu mengingatkan mengenai disiplin waktu. Harus tetap memanfaatkan waktu sebaik mungkin, mengingat selalu kapan waktunya untuk belajar, beribadah, bermain, bangun maupun ingin tidur, dan juga makan. batas keluar rumah sampai jam 9 malam setelah itu gerbang rumah akan dikunci dan tidak akan dibukaan. disiplin juga diterapkan ketika ingin pergi bermain. harus pulang terlebih dahulu atau memberitahuan kepada orang tua kemana kita hendak pergi bermain.
2. Berkomunikasi yang baik
Ayah sangat pandai dalam berbicara, selalu menanyakan akan yang terjadi dihariini, tidak pernah terlewatkan untuk menanyakan. entah itu masalah sekolah atau mengenai pribadi. seperti bertanya gimana ka kamu hari ini dikampus, berangkat jam berapa ka kamu hari ini, ataupun ka gimana hasil ujian kamu kemarin. dan ayah juga akan berbicara apa solusinya kekita kita bercerita tentang hati ini.
3. Perhatian
Ayah yang selalu perhatian terhadap anak-anaknya, ayah yang sementara tahu atau memahami apa tujuan yang anak-anaknya miliki untuk dikejar, ayah yang terus menerus merawat dan membimbing anak-anaknya, bukan ayah yang egois yang hanya memikirkan kebutuhannya sendiri, dan ayah yang memiliki hati untuk setiap anak-anaknya.
4. Integritas
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki integritas. Ayah berani atas apa yang ayah katakan. dan ayah juga akan menjelaskan apa yang ayah maksud. jadi ayah adalah selalu menepati janji atas setiap apa yang beliau katakan. ayah tidak pernah bermain-main atas apa yang beliau katakan. dan selalu berkomitmen setiap hal apa yang diambil.
5. Bijaksana
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bijak dan cerdas. Ayah adalah sosok yang sering dibutuhkan untuk membuat atau menyelesaikan keputusan penting. ayah yang selalu memberikan kebijakan untuk membuat keputusan yang tepat ketika terjadi atau sedang mengalami masalah.
Dari sedikit penjelasan diatas oleh karna itu sosok ayahlah yang saya jadikan sosok yang pantas untuk dikatakan sosok pemimpin.
Rabu, 19 November 2014
Summary 10 "Kepemimpinan dan Kekuasaan Politik Dalam Organisasi"
SELASA, 18 NOVEMBER 2014
Merupakan pertemuan kesepuluh kita. Disini kelompok sembilan lah yang akan berpresentasi. Mereka menjelaskan mengenai kepemimpinan dan kekuasaan politik dalam organisasi.
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Sedangkan Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) pengertian kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Teori-teori dalam studi Kepemimpinan
-Teori Great Man dan Teori Big Bang
-Teori Sifat (Karakteristik) Kepribadian
-Teori Perilaku (Behavior Theories)
-Teori Kontingensi atau Teori Situasional
Kepemimpinan kharismatik (charismatic leadership): Kharisma diartikan “keadaan atau bakat yang dihubungkan dengan kemampuan yang luar biasa dalam hal kepemimpinan seseorang untuk membangkitkan pemujaan dan rasa kagum dari masyarakat terhadap dirinya” atau atribut kepemimpinan yang didasarkan atas kualitas kepribadian individu.
Pemimpin kharismatik menampilkan ciri-ciri sebagai berikut:
(a) memiliki visi yang amat kuat atau kesadaran tujuan yang jelas.
(b) mengkomunikasikan visi itu secara efektif.
(c) mendemontrasikan konsistensi dan fokus.
(d) mengetahui kekuatan-kekuatan sendiri dan memanfaatkannya.
Ada pun sumber kekuasaan itu sendiri ada 3 macam,yaitu:
1. Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan
a. Kekuasaan formal atau Legal (French & Raven 1959)
b. Kendali atas hukum (French & Raven 1959)
c. Kendali atas informasi (Pettigrew, 1972)
d. Kendali ekologik (lingkungan)
• Kendali atas penempatan jabatan.
• Kendali atas tata lingkungan.
2. Kekuasaan yang bersumber pada kepribadian.
a. Keahlian atau keterampilan (French & Raven 1959)
b. Persahabatan atau kesetiaan (French & Raven 1959)
c. Karisma (House,1977)
3. Kekuasaan yang bersumber pada politik
a. Kendali atas proses pembuatan keputusan (Preffer & Salanick, 1974)
b. Koalisi (stevenson, pearce & porter 1985)
c. Partisipasi (Preffer, 1981)
d. Institusionalisasi
Perilaku Politik adalah kegiatan-kegiatan yang tidak diminta sebagai bagian dari peran formal seseorang dalam organisasi, tetapi yang mempengaruhi, atau mencoba mempengaruhi distribusi keuntungan dan kerugian di dalam organisasi.
Perilaku defensif Adalah Perilaku reaktif atau protektif untuk menghindari tindakan penyalahan atau perubahan.
Impression management adalah proses saat seorang individu berusaha mengontrol persepsi orang lain terhadapnya.
Kurang lebih itu yang dijelaskan oleh kelompok sembilan pada pertemuan ini. dan pada saat sesi pertanyaan terdapat salah satu pertanyaan mengenai bagaimana menurut kalian yang pantas menjadi pemimpin?
menurut saya pemimpin adalah seseorang yang memiliki kriteria seperti 1. disiplin, 2. berkomunikasi yang baik, 3. perhatian, 4. integritas, 5.bijaksana. agar dapat terjalinnya suatu kegiatan dengan baik.
Merupakan pertemuan kesepuluh kita. Disini kelompok sembilan lah yang akan berpresentasi. Mereka menjelaskan mengenai kepemimpinan dan kekuasaan politik dalam organisasi.
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Sedangkan Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) pengertian kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Teori-teori dalam studi Kepemimpinan
-Teori Great Man dan Teori Big Bang
-Teori Sifat (Karakteristik) Kepribadian
-Teori Perilaku (Behavior Theories)
-Teori Kontingensi atau Teori Situasional
Kepemimpinan kharismatik (charismatic leadership): Kharisma diartikan “keadaan atau bakat yang dihubungkan dengan kemampuan yang luar biasa dalam hal kepemimpinan seseorang untuk membangkitkan pemujaan dan rasa kagum dari masyarakat terhadap dirinya” atau atribut kepemimpinan yang didasarkan atas kualitas kepribadian individu.
Pemimpin kharismatik menampilkan ciri-ciri sebagai berikut:
(a) memiliki visi yang amat kuat atau kesadaran tujuan yang jelas.
(b) mengkomunikasikan visi itu secara efektif.
(c) mendemontrasikan konsistensi dan fokus.
(d) mengetahui kekuatan-kekuatan sendiri dan memanfaatkannya.
kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai proses
untuk mengubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan
meningkatkan dirinya, yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan kebutuhan
serta penghargaan terhadap para bawahan
Menurut Bass (1998) dalam Swandari
(2003) mendefinisikan bahwa kepemimpinan transformasional sebagai
pemimpin yang mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi bawahan dengan cara-cara
tertentu. Dengan penerapan kepemimpinan transformasional bawahan akan merasa
dipercaya, dihargai, loyal dan respek kepada pimpinannya. Pada akhirnya bawahan
akan termotivasi untuk melakukan lebih dari yang diharapkan.
Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh
seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan
kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi
kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang
atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai
dengan keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002) atau Kekuasaan merupakan
kemampuan memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan
kehendak yang memengaruhi (Ramlan Surbakti,1992).
1. Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan
a. Kekuasaan formal atau Legal (French & Raven 1959)
b. Kendali atas hukum (French & Raven 1959)
c. Kendali atas informasi (Pettigrew, 1972)
d. Kendali ekologik (lingkungan)
• Kendali atas penempatan jabatan.
• Kendali atas tata lingkungan.
2. Kekuasaan yang bersumber pada kepribadian.
a. Keahlian atau keterampilan (French & Raven 1959)
b. Persahabatan atau kesetiaan (French & Raven 1959)
c. Karisma (House,1977)
3. Kekuasaan yang bersumber pada politik
a. Kendali atas proses pembuatan keputusan (Preffer & Salanick, 1974)
b. Koalisi (stevenson, pearce & porter 1985)
c. Partisipasi (Preffer, 1981)
d. Institusionalisasi
Perilaku Politik adalah kegiatan-kegiatan yang tidak diminta sebagai bagian dari peran formal seseorang dalam organisasi, tetapi yang mempengaruhi, atau mencoba mempengaruhi distribusi keuntungan dan kerugian di dalam organisasi.
Perilaku defensif Adalah Perilaku reaktif atau protektif untuk menghindari tindakan penyalahan atau perubahan.
Impression management adalah proses saat seorang individu berusaha mengontrol persepsi orang lain terhadapnya.
Kurang lebih itu yang dijelaskan oleh kelompok sembilan pada pertemuan ini. dan pada saat sesi pertanyaan terdapat salah satu pertanyaan mengenai bagaimana menurut kalian yang pantas menjadi pemimpin?
menurut saya pemimpin adalah seseorang yang memiliki kriteria seperti 1. disiplin, 2. berkomunikasi yang baik, 3. perhatian, 4. integritas, 5.bijaksana. agar dapat terjalinnya suatu kegiatan dengan baik.
Senin, 17 November 2014
Summary 9 "Manajemen Konflik dan Negosiasi"
SELASA, 11 NOVEMBER 2014
Merupakan
pertemuan kesembilan yang diisi dengan presentasi kelompok delapan. mereka
menjelaskan mengenai manajemen konflik dan negosiasi.
Konflik adalah adanya pertentangan
yang timbul di dalam seseorang (masalah intern) maupun dengan orang lain
(masalah ekstern) yang ada di sekitarnya. Konflik dapat berupad perselisihan (disagreement),
adanya keteganyan (the presence of tension), atau munculnya
kesulitan-kesulitan lain di antara dua pihak atau lebih. Konflik sering
menimbulkan sikap oposisi antar kedua belah pihak, sampai kepada mana
pihak-pihak yang terlibat memandang satu sama lain sebagai pengahalang dan
pengganggu tercapainya kebutuhan dan tujuan masing-masing.
Manajemen konflik merupakan
serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu
konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi
pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku)
dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests)
dan interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak
ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi
konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika
ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.
Menurut Ross (1993) bahwa manajemen
konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga
dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau
tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin
atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat,
atau agresif. Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan diri sendiri,
kerjasama dalam memecahkan masalah (dengan atau tanpa bantuan pihak ketiga)
atau pengambilan keputusan oleh pihak ketiga.
Faktor Penyebab Konflik
Terdapat beberapa hal yang
melatarbelakangi terjadinya konflik. Agus M. Hardjana mengemukakan sepuluh
penyebab munculnya konflik, yaitu :
a. Salah pengertian atau salah paham
karena kegagalan komunikas
b. Perbedaan tujuan kerja karena
perbedaan nilai hidup yang dipegang
c. Rebutan dan persaingan dalam hal
yang terbatas seperti fasilitas kerja dan jabatan
d. Masalah wewenang dan tanggung
jawab
e. Penafsiran yang berbeda atas satu
hal, perkara dan peristiwa yang sama
f. Kurangnya kerja sama
g. Tidak mentaati tata tertib dan
peraturan kerja yang ada
h. Ada usaha untuk menguasai dan
merugikan
i. Pelecehan pribadi dan
kedudukan
j. Perubahan dalam sasaran dan
prosedur kerja sehingga orang menjadi merasa tidak jelas tentang apa yang
diharapkan darinya.
Stoner sendiri menyatakan bahwa
penyebab yang menimbulkan terjadinya konflik adalah :
a. Pembagian sumber daya (shared
resources)
b. Perbedaan dalam tujuan (differences
in goals)
c. Ketergantungan aktivitas kerja
(interdependence of work activities)
d. Perbedaan dalam pandangan
(differences in values or perceptions)
e. Gaya individu dan ambiguitas
organisasi (individual style and organizational ambiguities).
Proses Terjadinya Konflik Menurut
Beberapa Para Ahli :
Menurut Hendricks, W.(1992) prose
terjadinya konflik terdiri dari 3 tahap :
1. Peristiwa
sehari-hari , yaitu ditandai dengan adanya individu meresa tidak puas atau
jengkel terhadap lingkungan kerja.
2. Adanya
tantangan, yaitu apabila terjadi masalah, individu saling mempertahankan
pendapat mereka masing-masing dan menyalahkan pihak lain. Masing-masing anggota
menganggap perbuatan yang dilakukan sesuai dengan standar dan aturan
aaaaorganisasi.
3. Timbulnya
pertentangan, yaitu pada tahap ini masing-masing individu atau
kelompok bertujuan untuk menang dan mengalahkan kelompok lain.
Menurut Kenneth Thomas (Owens,
1991)
Pandangan Terhadap Konflik
- pandangan tradisional : Pandangan ini menyatakan bahwa semua konflik itu buruk. Konflik dilihat sebagai sesuatu yang negatif, merugikan dan harus dihindari. Untuk memperkuat konotasi negatif ini, konflik disinonimkan dengan istilah violence, destruction, dan irrationality. Pandangan ini konsisten dengan sikap-sikap yang dominan mengenai perilaku kelompok dalam dasawarsa 1930-an dan 1940-an. Konflik dilihat sebagai suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurangnya kepercayaan dan keterbukaan di antara orang-orang, dan kegagalan manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi karyawan.
- pandangan hubungan manusia : Pandangan ini berargumen bahwa konflik merupakan peristiwa yang wajar terjadi dalam semua kelompok dan organisasi. Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari, karena itu keberadaan konflik harus diterima dan dirasionalisasikan sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi peningkatan kinerja organisasi. Pandangan ini mendominasi teori konflik dari akhir dasawarsa 1940-an sampai pertengahan 1970-an.
- pandangan interaksionis : Pandangan ini cenderung mendorong terjadinya konflik, atas dasar suatu asumsi bahwa kelompok yang koperatif, tenang, damai, dan serasi, cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif, dan tidak inovatif. Oleh karena itu, menurut aliran pemikiran ini, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimun secara berkelanjutan, sehingga kelompok tetap bersemangat (viable), kritis-diri (self-critical), dan kreatif. Stoner dan Freeman (1989:392) membagi pandangan tentang konflik menjadi dua bagian, yaitu pandangan tradisional (old view) dan pandangan modern (current view).
Negosiasi menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) adalah proses tawar menawar dengan jalan berunding
untuk memberi atau menerima guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak
dengan pihak lainnya.
Ada juga yang berpendapat bahwa
Negosiasi adalah proses perundingan dua belah pihak atau lebih yang
masing-masing memiliki sesuatu yang dibutuhkan oleh pihak lainnya untuk
mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.
Robbins (2008) menjelaskan
tahap-tahap negosiasi sebagai berikut:
1.
Persiapan dan perencanaan :sebelum bernegosiasi perlu mengetahui apa tujuan
dari Anda bernegosiasi dan memprediksi rentangan hasil yang mungkin diperoleh
dari “paling baik” hingga “paling minimum bisa diterima”.
2.
Penentuan aturan dasar: begitu selesai melakukan perencanaan dan menyusun
strategi, selanjutnya mulai menentukan aturan-aturan dan prosedur dasar dengan
pihak lain untuk negosiasi itu sendiri. Siapa yang akan melakukan perundingan?
Di mana perundingan akan dilangsungkan? Kendala waktu apa, jika ada , yang
mungkin akan muncul? Pada persoalan-persoalan apa saja negosiasi dibatasi?
Adakah prosedur khusus yang harus diikuti jika menemui jalan buntu? Dalam fase
ini, para pihak juga akan bertukar proposal atau tuntutan awal mereka.
3.
Klarifikasi dan justifikasi: ketika posisis awal sudah saling dipertukarkan,
baik pihak pertama maupun kedua akan memaparkan, menguatkan, mengklarifikasi,
mempertahankan, dan menjustifikasi tuntutan awal.
4.
Penutupan dan implementasi : tahap akhir dalam negosiasi adalah memformalkan
kesepakatan yang telah dibuat serta menyusun prosedur yang diperlukan untuk
implementasi dan pengawasan pelaksana.
kurang lebih itu yang dijelaskan kelompok delapan kali ini. pada presentasi ini terdapat salah satu pertanyaan mengenai bagaimana cara meminimalisir konflik? Jawab:
1. Menciptakan kereativitas masyarakat dalam menyikapi suatu konflik
2. Melakukan perubahan sosial yang kondusif pada pasca konflik.
3. Membangun komitmen kebersamaan dalam kelompok yang pernah konflik.
4. Mencegah berulang lagi konflik yang dapat merugikan banyak pihak.
5. Meningkatan fungsi sosial kekeluargaan atas dasar kebersamaan sebagai nilai kearifan
kurang lebih itu yang dijelaskan kelompok delapan kali ini. pada presentasi ini terdapat salah satu pertanyaan mengenai bagaimana cara meminimalisir konflik? Jawab:
1. Menciptakan kereativitas masyarakat dalam menyikapi suatu konflik
2. Melakukan perubahan sosial yang kondusif pada pasca konflik.
3. Membangun komitmen kebersamaan dalam kelompok yang pernah konflik.
4. Mencegah berulang lagi konflik yang dapat merugikan banyak pihak.
5. Meningkatan fungsi sosial kekeluargaan atas dasar kebersamaan sebagai nilai kearifan
Langganan:
Komentar (Atom)